VIVAnews - Bagi Anda yang memiliki anak balita, waspada jika mereka terkena flu. Terutama, jika terdapat bintil-bintil merah di kulitnya. Bisa jadi, itu merupakan gejala flu Singapura. Meskipun flu ini tak mematikan, tapi bisa berbahaya bagi mereka yang menderita penyakit lain seperti asma, jantung, paru-paru, dan ginjal.
"Flu Singapura bukanlah penyakit yang berbahaya. Meskipun begitu, masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh virus coxsacie A16 (CA 16) dan EV71 ini, terutama jika terjadi pada balita," kata Sumardi, dokter spesialis paru-paru Fakultas Kedokteran UGM, Jumat, 10 Februari 2012
Penyakit menular ini, menurut dia, telah menjangkiti anak-anak dan balita di Kota Depok, Jawa Barat. Dari data Dinas Kesehatan Kota Depok, terdapat 26 warga baik dewasa maupun balita di Depok yang positif terinfeksi virus flu Singapura.
Flu ini memang tak mematikan, tapi tak bisa juga dianggap sepele. Khususnya, terhadap mereka yang mempunyai daya tahan tubuh rendah seperti anak-anak dan balita.
"Penderita yang terserang penyakit ini biasanya akan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Apabila anak-anak yang menderita asma, kelainan paru-paru dan jantung terkena flu Singapura dan daya tahan tubuhnya tidak bagus maka penyakit ini akan memperberat penyakit bawaannya," ujar Sumardi.
Flu Singapura, dalam ilmu kedokteran dikenal dengan Hand Foot and Mouth Disease (HFMD). Gejala awal dari penyakit ini menyerupai flu pada umumnya seperti demam, sakit tenggorokan, pilek.
Tetapi, disertai dengan munculnya bintil-bintil berwarna merah berisi cairan di telapak tangan, kaki dan mulut. Flu Singapura memiliki masa inkubasi sekitar dua hingga empat hari. Untuk pengobatan sendiri, ternyata tidak ada obat khusus karena penderita akan sembuh dengan sendirinya saat daya tahan tubuh membaik.
"Tidak ada obat khusus yang digunakan untuk virus flu Singapura ini. Biasanya dokter akan memberikan multivitamin untuk menaikkan daya tahan tubuh seperti yang biasa diberikan pada penderita influenza, obat penurun panas untuk mengatasi demam dan salep untuk bintil-bintil di kulit," ujar Sumardi.
Pencegahan dan penularan
Flu Singapura mudah menular dan terjadi ketika kontak langsung saat bicara, batuk, dan bersin. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit ini, Sumardi menyarankan agar penderita tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain. Terutama, pada anak-anak yang rentan terhadap penyakit.
Apabila ingin beraktivitas disarankan untuk menggunakan penutup muka atau masker untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit. Jalani juga pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi dan menjaga kebersihan demi menjaga daya tahan tubuh.
• VIVAnews
"Flu Singapura bukanlah penyakit yang berbahaya. Meskipun begitu, masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh virus coxsacie A16 (CA 16) dan EV71 ini, terutama jika terjadi pada balita," kata Sumardi, dokter spesialis paru-paru Fakultas Kedokteran UGM, Jumat, 10 Februari 2012
Penyakit menular ini, menurut dia, telah menjangkiti anak-anak dan balita di Kota Depok, Jawa Barat. Dari data Dinas Kesehatan Kota Depok, terdapat 26 warga baik dewasa maupun balita di Depok yang positif terinfeksi virus flu Singapura.
Flu ini memang tak mematikan, tapi tak bisa juga dianggap sepele. Khususnya, terhadap mereka yang mempunyai daya tahan tubuh rendah seperti anak-anak dan balita.
"Penderita yang terserang penyakit ini biasanya akan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Apabila anak-anak yang menderita asma, kelainan paru-paru dan jantung terkena flu Singapura dan daya tahan tubuhnya tidak bagus maka penyakit ini akan memperberat penyakit bawaannya," ujar Sumardi.
Flu Singapura, dalam ilmu kedokteran dikenal dengan Hand Foot and Mouth Disease (HFMD). Gejala awal dari penyakit ini menyerupai flu pada umumnya seperti demam, sakit tenggorokan, pilek.
Tetapi, disertai dengan munculnya bintil-bintil berwarna merah berisi cairan di telapak tangan, kaki dan mulut. Flu Singapura memiliki masa inkubasi sekitar dua hingga empat hari. Untuk pengobatan sendiri, ternyata tidak ada obat khusus karena penderita akan sembuh dengan sendirinya saat daya tahan tubuh membaik.
"Tidak ada obat khusus yang digunakan untuk virus flu Singapura ini. Biasanya dokter akan memberikan multivitamin untuk menaikkan daya tahan tubuh seperti yang biasa diberikan pada penderita influenza, obat penurun panas untuk mengatasi demam dan salep untuk bintil-bintil di kulit," ujar Sumardi.
Pencegahan dan penularan
Flu Singapura mudah menular dan terjadi ketika kontak langsung saat bicara, batuk, dan bersin. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit ini, Sumardi menyarankan agar penderita tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain. Terutama, pada anak-anak yang rentan terhadap penyakit.
Apabila ingin beraktivitas disarankan untuk menggunakan penutup muka atau masker untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit. Jalani juga pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi dan menjaga kebersihan demi menjaga daya tahan tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar