IF YOU KNOW
Title : If U Know
Length : 1 shoot
Author : Nara
Rating : +12
Genre : Romance, Sad
Main cast : -Park Yeon Ra
-Lee Taemin
Cast : -Jung Hyera
Park Yeon Ra POV
Aku sedang duduk menatap langit disebuah tempat yang indah entah dimana, disini hanya ada hamparan rumput hijau yang menari bersama angin. Aku tak tau apa yang sedang aku pikirkan sekarang, tapi aku tak bisa berhenti memandang langit. Tiba-tiba seseorang dengan lembut membelai rambutku.
“apa yang sedang kau pikirkan anakku?” tanya seorang yeoja yang membelai rambutku.
“eomma! Aku merindukanmu… aku tidak sedang memikirkan apa-apa tapi sepertinya aku memikirkan ayah”
“sungguh? Eomma rasa bukan itu yang kau pikirkan, kau sedang memikirkan seorang namja lain selain ayah. Benarkan?” ujar eomma yang membuatku bingung.
“aku bingung, apa yang eomma maksut?”
“kau sudah dewasa.. kelak kau juga akan memiliki namja chingu, ayah juga tidak selamanya akan ada dan menjagamu…” kulihat eomma meneteskan air matanya dan memandang langit.
“kau benar eomma..” eomma lalu memelukku dengan pelukan erat yang selalu kurindukan sejak kepergiannya 6 tahun lalu.
Kubuka perlahan mataku ‘hanya mimpi’ gumamku. Air mata jatuh membasahi pipiku bersamaan rasa sesak yang melilit dadaku, kugenggamkan tangan kananku dan kupukul dadaku sekuat mungkin agar rasa sesak ini lenyap. Setelah airmataku mereda, kulirik jam disamping tempat tidurku jam 3 pagi. Ku ambil handphoneku dan melihat ada kotak masuk ternyata dari Taemin, tetapi pesannya kosong ‘ahh, pesan tidak penting’ gumamku dengan tersenyum karena menerima pesan dari Taemin. Kuletakkan handphoneku dan segera menarik selimut kembali berharap eomma datang lagi kemimpiku.
***
“Yeon Ra-ssi! Tunggu aku!” terika seorang yeoja dari belakangku.
“yaa! Kau berjalan cepat sekali! Apa kau sudah mengerjakan PR? Sini pinjam” ujar seorang yeoja sambil menggeledah tasku.
“Hyera! Kau harus menunggu aku menjawab baru mengambil bukunya.” Keluhku
“aish, baiklah… Nah ini bukunya. Hey! Bukankah itu Taemin? Aku menghampirinya dulu ya? Kita bertemu lagi dikelas Yeon Ra!” ujar Hyera sambil berlari kecil untuk menghampiri Taemin.
Aku teringat dengan pesannya tadi pagi, kubuka lagi pesan dari Taemin tapi sudah hilang. Ini sangat aneh kucari-cari lagi tapi hanya ada pesan dari ayah dan Hyera. Aku berjalan pelan menuju kelas dengan kepala menunduk, bukan karena pesan dari Taemin yang hilang tapi ini sudah menjadi kebiasaanku, aku juga tidak suka banyak bicara dan hanya menjawab pertanyaan orang seperlunya dan juga jika itu pertanyaan yang penting jika tidak penting aku hanya diam atau tetap berjalan pergi. Aku menjadi anak yang pendiam sejak ibukku meninggal, setidakknya jika aku pendiam tidak akan menambah masalah. Sesampainya dikelas aku duduk dipojok belakang kelas.
“ini bukumu, terimakasih ya? Oh ya, tadi Taemin juga meminjamnya” kata Hyera sambil mengeluarkan pcnya.
“benarkah?” tiba-tiba saja pipiku memerah, mungkin karena senang..
“yaa! Pipimu kenapa merah? Apa kau kedinginan? Oh! Karena Taemin ya? Hahaha, Yeon Ra jika kau suka katakan saja”
“aku tidak menyukainya!” kataku dengan suara yang agak keras sehingga seluruh isi kelas menengok ke arahku.
“sst.. jika kau tidak menyukainya kau tidak perlu menjawab dengan suara yang keras?” aku hanya diam dan kami berdua hening.
“emm. Kau tau dimana sekolah Taemin yang dulu? Kenapa dia pindah?” tanyaku dengan sedikit ragu.
“aku tidak tahu.. mungkin dia pindah karena pekerjaan orang tuannya, Yeon Ra apakah ini pertanyaan penting?”
“tidak.”
Taemin adalah siswa baru disekolah kami, dia sudah seminggu sekolah disini. Sekarang dia sekelas denganku dan Hyera, Taemin sepertinya suka dengan Hyera karena mereka terlihat akrab. Aku berjalan keluar untuk membeli minum, saat didepan pintu aku hampir menabrak seorang namja yang berlari dari arah berlawanan dan hendak masuk kekelasku. Darahku naik tiba-tiba dan raut mukaku sudah menjai-jadi, kulihat wajah namja itu yang juga masih kaget.
“Yeon Ra mianhae, aku tidak sengaja…” ternyata Taemin.
Aku hanya diam dan terus jalan menuju kantin, jantungku masih berdetak kencang ditambah lagi tadi jarak antara muka kami tidak terlalu jauh. Kini aku berjalan agak cepat dan mengganti arahku menuju kamar mandi, mukaku memerah lagi.. aku kembali kekelas dan melihat Taemin duduk disamping kursiku ‘oh, tidak.. ini akan melelahkan’
Lee Taemin POV
Kulihat raut muka Yeon Ra yang terlihat kesal.
“Yeon Ra mianhae, aku tidak sengaja…” kataku dengan melihat matanya.
Belum sempat aku lanjutkan bicaraku tetapi Yeon Ra sudah pergi, apakah dia sangat marah? Aku dekati Hyera dan mencoba bertanya.
“apakah sifat Yeon Ra memang seperti itu?”
“tidak seburuk itu jika kau sudah mengenalnya, tapi dia memang anak yang pendiam. Dia juga tidak mau menjawab pertanyaan yang tidak penting apalagi bertanya.”
“sungguh menyeramkan.. kalau dia ditelpon juga akan seperti itu?”
“tentu! Apalagi sms. Jadi jika kau menyukainya dan berniat untuk berpacaran kau butuh penasihat handal sepertiku” ujar Hyera sambil mengangkat salah satu alisnya.
“ne..” jawabku, tapi tunggu dulu. Apa aku menyukainya?
“aniya!” jawabku tegas.
“sudah, jujur saja. Lagipula Yeon Ra juga cantik.”
Kulihat Yeon Ra berjalan menuju kelas dari jendela, aku segara mengusir Hyera dan duduk disamping Yeon Ra.
“Yeon Ra-ssi, kau tidak terlukakan tadi, mianhae?” kataku agak ragu.
“ne.” jawabnya sambil mengeluarkan alat-alat belajar.
Pelajaran dimulai, Yeon Ra memang pintar pertanyaan apa saja yang guru tanyakan pasti bisa dia jawab. Bel istirahatpun bernyanyi.
“kau tidak kekantin?”
“tidak..” jawab Yeon Ra
“baiklah, kita saja yang kekantin” ajak Hyera sambil menggandeng tanganku.
Sesampainya dikantin..
“yaa! Untuk apa kau menggandeng tanganku?”
“agar Yeon Ra cemburu” jawab Hyera sambil menjulurkan lidahnya.
“memangnya Yeon Ra menyukaiku?” tanyaku
“entahlah.. dia sulit ditebak. Sudah makan saja tapi kau yang membayar.”
Park Yeon Ra POV
Mereka memang akrab, baru 7hari kenal sudah sedekat itu. Haruskah aku menyembunyikan perasaan ini? Aku masih bingung, entah mengapa aku menyukai Taemin.. tapi dia anak yang ramah dan tampan. Aku terus melahab sushi buatan bibiku tanpa mempedulikan teman-teman disampingku.
“Yeon Ra! Hey!” teriak Hyera tepat didepan telingaku, aku terperanjat dan segera menengok ke arah Hyera.
“mwo?”
“aish.. apa yang kau lakukan dari tadi? Kenapa tidak dengar? Ayo, besok kita keliling kota bersama Taemin, diakan anak baru jadi kita harus mengajaknya berkeliling agar dia tidak tersesat.”
“kau sendiri saja, aku malas.” Kataku dengan melahap onigiri.
“Yeon Ra, jika bertiga itu lebih baik. Kumohon.”
“lagi pula itu juga acaramu.”
“ah! Baiklah besok minggu jam 8 pagi aku akan kerumahmu. Aku akan naik motor dan Taemin juga.”
“aku tidak mau.”
“mwo? Aku tidak dengar?” kata Hyera meledek
“baiklah.”
Aku terpaksa ikut dengan mereka meski aku tidak yakin.
(Minggu pagi)
Cahaya sinar matahari pagi menembus kelopak mataku dan memaksaku untuk bangun. Jendela kamar sudah terbuka, pasti bibi juga sudah menyiapkan makanan dibawah.
“annyeong ayah?” sapaku pada ayah diatas tangga
“Yeon Ra kemari, makanlah bersama kami.” Kami? Apa yang ayah maksud? Aku berjalan turun agak cepat dan ternyata sudah ada Taemin dan Hyera dibawah.
“annyeong Yeon Ra” sapa Hyera dan Taemin.
“annyeong.. kenapa kalian datang lebih pagi?”
“oh, Taemin semangat sekali. Dia saja kerumahku pukul 6pagi. Hahaha” kata Hyera dengan tertawa kecil
“yaa! Jangan menendang kakiku, sakit Taemin!” kata Hyera pada Taemin dan ayah hanya tersenyum melihat tingkah mereka.
“o..” aku duduk berhadapan dengan Taemin dan segera kuhabiskan makanan buatan bibi.
Aku segera mandi dan memakai t-shirt warna putih dan rok warna soft pink juga mengurai rambutku dan menghiasnya dengan jepit warna ungu. Kuambil helm warna putih dan segera meminta ijin pada ayah.
“aku naik motor dengan siapa?” tanyaku pada Hyera dan Taemin.
“dengan Taemin saja! Aku masih pemula, aku takut terjadi apa-apa denganmu jika kau naik motor denganku” jawab Hyera dengan cepat.
“emm. Baiklah” lanjut Taemin
“kita akan pergi kemana dulu?” tanyaku pada Hyera.
“ikuti aku saja.” Jawabnya.
Kamipun berangkat, tapi Hyera malah memacu motornya dengan cepat, tak ingin tertinggal Taemin langsung melaju dengan cepat juga. Karena aku tidak berpegangan kencang pada Taemin aku agak terdorong kebelakang saat Taemin menggas motornya, tangan Taemin menarik tanganku dan melingkarkan tanganku dipinggangnya. Aku hanya tersenyum dan melihat Taemin dari spion. –kurasa Hyera berbohong kalau dia baru pemula- gumamku dan masih berpegangan erat pada pinggang Taemin. Kami menuju pusat perbelanjaan terbesar dikota kami, disana Hyera dan Taemin jalan berdua dibelakangku. Aku merasa agak marah tapi kini kemarahanku teralihkan saat aku melihat sebuah kalung dengan liontin yang manis –seharusnya aku minta uang lebih pada ayah tadi- pikirku dengan rasa menyesal dan berjalan menuju tempat ice cream dan memesan rasa mix berry kesukaanku, aku duduk dan memakannya. Setelah suapan ketiga aku baru sadar kalau aku kehilangan Taemin dan Hyera –ahh biarkan saja, mereka juga sedang asik sendiri- setelah kuhabiskan icecream aku langsung pulang tanpa memperdulikan Taemin dan Hyera.
Sesampainya dirumah kurebahkan tubuhku dikasur dan segera berjalan kekamar mandi dan mandi untuk menghilang penatku seharian, aku merasa hari ini hari yang mnyebalkan. Tetesan air shower jatuh mengalir ditubuhku. –bukankah 3bulan lagi aku ulang tahun?- segera aku teringat ulang tahunku tahun-tahun lalu yang hanya dirayakan bersama ayah, bibi, dan Hyera. Nasibku memang selalu malang, tapi aku percaya banyak orang yang memiliki nasib lebih sulit dari aku.
Setelah keluar dari kamar mandi kulihat hanphoneku, ada 4 panggilan tak terjawab. 3 dari Hyera dan yang satunya dari Taemin, aku lupa membuka handphoneku sejak pulang tadi. Handphoneku bergetar, ada pesan masuk dari Hyera.
From: Hyera
Yeon Ra! Kau kemana saja? Kami sudah mencarimu kemana-mana, telpon dari kami juga tidak kau angkat. Maaf jika kau tadi kesal dan langsung pergi.
Akupun membalas pesan darinya.
To: Hyera
Maaf Hyera, tapi tadi aku agak tidak enak badan. Maaf jika merepotkan kalian.
Kudengar suara motor dari bawah, kubuka jendelaku. Itu Taemin, apa dia mengembalikan helmku? Dari bawah kudengar bibi memanggil-manggil namaku, aku segera berpura-pura sakit seperti smsku pada Hyera. Kutarik selimutku dan menutup mata..
“Yeon Ra, ada temanmu dibawah.” Kudengar suara bibi sambil mengetuk-ngetuk pintu dan membuka pintu.
“Yeon Ra? Apa kau sakit? Badanmu hangat..” ujar bibi dengan memegang keningku.
Bibi sudah turun, kudengar suara kakinya menuruni tangga. Aku segera mengintip dai pintu kamar. Kulihat bibi bercakap-cakap dengan Taemin, tapi kenapa Taemin naik tangga? Apa dia akan kekamarku? Segera aku berlari ke tempat tidur dan berpura-pura tidur lagi. Kurasakan tangan seseorang memegang keningku lagi, apa itu tangan Taemin? Kurasa iya. Aku masih menutup mataku, saat aku membuka mataku kulihat Taemin berjalan keluar kamar.
(keesokan paginya)
Aku berangkat sekolah melewati gerbang depan, kulihat Taemin berjalan dari arah berlawanan dan melambai-lambaikan tangannya. Apa dia menyapaku? Kucoba untuk sedikit tersenyum sambil memandangnya tapi saat jarak kami semakin dekat dia malah berjalan melewatiku, segera aku melihat belakang ternyata ada Hyera disana. Ahh betapa malunya aku, hampir saja aku melambaikan tanganku untuk Taemin. Hatiku sedikit sakit, meski Hyera sahabatku tapi apa yang kalian rasakan jika orang yang kalian sukai menyukai sahabat kalian? Itu menyakitkan..
Lee Taemin POV
Aku sedikit ragu untuk menyapa Yeon Ra karena sifat dingin dan pendiamnya, jantungku berdetak cepat saat jarakku dengan Yeon Ra semakin dekat tapi aku ragu. Entah yang kulakukan ini benar atau salah, tapi aku langsung berjalan melewatinya dan malah menghampiri Hyera.
“pabbo! Kau mau merusak suasana hati Yeon Ra!! Yang kau lakukan tadi sudah benar! Kau hanya tinggal berkata ‘hai Yeon Ra, apakah kau sudah sembuh?’ ahh kau payah Taemin!” kata Hyera sambil memukul kepalaku.
“yaa! Kau tidak tahu rasanya jadi aku! Aku sangat takut jika dia menjawab pertanyaanku dengan nada datar atau bahkan tidak menjawab pertanyaanku.”
(2 bulan lebih 3 minggu kemudian)
Sejak kejadian itu kami sudah tidak begitu dekat, kami hanya bicara seperlunya. 2bulan lebih sudah kubung-buang waktuku untuk menyatakan perasaanku. –Yeon Ra saranghae- kataku sambil menatap foto Yeon Ra di handphoneku.
“Taemin!” Hyera mengagetkanku dari belakang.
“mwo?” jawabku datar.
“aish, ayolah tersenyum sedikit. Berikan ini pada Yeon Ra nanti, dia pasti lelah setelah olahraga , jika kau malah memberikannya padaku kau akan mati!” Hyera memberiku minuman dingin untuk Yeon Ra nanti.
Kulihat Yeon Ra berjalan menuju meja yang aku tempati dengan Hyera.
“kenapa kau meninggalkanku? Aku mencarimu Hyera” tanya Yeon Ra pada Hyera.
“mian aku tadi ke kamar mandi” jawab Hyera dengan mengisyaratkan padaku agar aku memberikan minumannya.
“emm, Yeon Ra.” Panggilku
“ne?” jawab Yeon Ra dengan melihat mataku. Entah apa yang membuat jantungku berdetak begitu kencang, tapi pandangan matanya membuatku takut lagi.
“aniya… hehe” kubuka minuman dingin itu dan segera meminumnya sendiri. Aish bodoh sekali aku.
Park Yeon Ra POV
Kulihat foto eomma dikamarku. ‘oemma, apakah namja yang aku sukai juga menyukaiku?’ buli-bulir air mata jatuh, aku tidak bisa membendungnya lagi. Rasanya sakit jika aku teringat Taemin, aku ingin mengungkapkan perasaanku tapi aku takut mengganggu hubungan antara Taemin dan Hyera. Kudengar suara handphoneku bergetar, kulihat ada pesan masuk.
From: Lee Taemin
Annyeong yeon ra. Maaf mengganggu, jika besok sabtu kau tidak sibuk.. bisakah kau menemaniku jalan-jalan?
Tiba-tiba jantungku berdetak dengan cepat. Baiklah..
To: Lee Taemin
Ne.
Setelah mengirim pesan, aku langsung membuka lemariku dan memilih-milih baju yang cocok..
Lee Taemin POV
Mwo? Dia mau menemaniku? Baiklah akan kupilih baju yang bagus untuk pergi dengannya, kubuka pintu lemari dan memilih baju yang cocok. Meskipun ini baru hari kamis, tapi aku sudah tidak sabar. Kucoba untuk telpon Hyera dan memberitahunya kabar bahagia ini.
“Hyera! Besok sabtu aku akan pergi dengan Yeon Ra, bertepatan hari ulang tahunnya.”
“jinja? Wah.. kau perlu saranku tidak?”
“tidak.. akan kugunakan caraku sendiri, caramu selalu gagal. Hahaha”
“aish! Awas kau jika besok sabtu kau malah membuat Yeon Ra menangis, kau akan kutelan hidup-hidup!”
“arasso.” Kututup telpon dan kurebahkan badanku ditempat tidur sambil tersenyum.
(sabtu pagi)
Setelah mandi dan sarapan kusiapkan motorku, kuambil helm dan berangkat menuju rumah Yeon Ra. Digerbang rumahnya kulihat seorang yeoja dengan minidress setinggi lutut dengan rambut terurai dan memakai tas warna soft pink kecil berdiri membawa helm.
“Yeon Ra.. sudah lama menunggu?”
“oh Taemin-ssi baru saja.”
“kau terlihat cantik” kuberanikan untuk mengatakan ini dan tersenyum padanya, pipinya memerah J.
“gumawo”
“ayo kita berangkat.”
Kulaju motorku dengan kecepatan sedang, demi keamanan Yeon Ra kutarik tangannya dan kulingkarkan dipingganggku. Posisinya seperti Yeon Ra memelukku dari belakang, dari kaca spion kulihat dia tersenyum dan pipinya memerah.
Park Yeon Ra POV
Aku sudah menunggu 15menit digerbang rumahku, senyumku melebar saat melihat seorang namja dengan helm hitam menghampiriku.
“Yeon Ra.. sudah lama menunggu?”
“oh Taemin-ssi baru saja.” Kataku sedikit berbohong padanya
“kau terlihat cantik” kata Taemin yang membuat jantungku berdetak kencang dan pipiku memerah.
“gumawo”
“ayo kita berangkat.” Aku berjalan kearahnya dan naik dimotornya.
Aku masih ragu untuk berpegangan erat dipinggang Taemin, tiba-tiba tangan Taemin menarik tenganku dan melingkarkan tanganku dipinggangnya. Badannya terasa hangat, aku sangat nyaman berada disisinya.. sekitar 15menit perjalanan kami tiba disebuah kedai makanan tradisonal, tempatnya bagus dan bersih. Disana kami makan kimchi dan makanan tradisional korea.
“kau sudah pernah mencoba kimchi yang sangat pedas?”
“pernah.. memang kenapa?”
“kimchi disini pasti lebih pedas dari kimchi terpedas yang pernah kau makan.”
“jinja?”
“ne, coba ini” Taemin menyuapkan aku kimchi dan memandangku setelah aku memakannya.
“ahh, massita. Ini lezat dan pedas, kau tahu tempat ini dari siapa?”
“Hyera” setelah Taemin menjawabnya raut wajahku agak berubah.
“wah, Hyera pintar sekali.” Sambungku dengan sedikit memaksa senyuman.
“jika sudah ayo kita lanjutkan lagi.” Ajak Taemin.
Tanpa Taemin menarik tanganku lagi aku segera memeluk erat pinggang Taemin.. aku melihat wajah Taemin dari kaca spion, dia tersenyum.. apa dia menyukaiku? Tidak, dia pasti menyukai Hyera. Taemin mengendarai motornya menuju perkebunan apel, jaraknya memang jauh dari kedai makanan tadi sekitar 45 menit tapi karena pemandangan dikanan dan kiri jalan sangat indah perjalanan kami terasa singkat. Disana Taemin mengenalkanku pada pamannya. Kamipun membantu panen apel, setelah 2 jam membantu kami istirahat diberanda rumah paman Taemin. Kami disuguhi buah apel, manisan apel, jus apel dan keripik apel. Setelah makan kamipun pulang, ini sudah hampir sore, tapi Taemin masih mengajakku pergi kesuatu tempat.
“Taemin-ssi kita akan kemana lagi? Kapan kita pulang?”
“setelah kita ketempat terakhir.” Kata Taemin sambil menepuk-nepuk tangan kiriku yang sedang berpegang pada pinggangnya.
Kurasakan tangan kirinya yang hangat saat menyentuh tangan kiriku, jantungku berpacu dengan kecepatan motor dan bertambah cepat saat Taemin menyentuh tangan kiriku. Kami sampai disebuah gedung yang sedang dibangun, tapi sepertinya pembangunannya sudah lama dihentikan. Aku sedikit takut dan bertanya-tanya untuk apa Taemin mengajakku kesini.
“Untuk apa kita kesini? Apa yang akan kau lakukan?”
“sudahlah ikut denganku..” ajak Taemin sambil menarik tanganku, serontak jantungku berdetak kencang. Kamipun sampai dilantai atas.
“indah bukan?”
“ne, ini indah sekali.” Tempat ini sungguh bagus, aku bisa melihat kota ini dengan jelas dari atas gedung ini.
“kita bisa melihat matahari terbenam dari sini, dan tidak usah jauh-jauh pergi kepantai.”
“kau benar oppa.”
Sudah hampir 15menit kami melihat-lihat, tiba-tiba kurasakan jari-jari tangan Taemin menyentuh tangan kananku. Kami saling berpegangan tangan dan tersenyum malu, sampai akhirnya dia harus melepaskan ngenggaman tangannya. Kulihat Taemin oppa membuka handphonenya. Sepertinya dia mendapat pesan. Kali ini handphonenya tidak hanya mendapat pesan tapi ada telpon masuk, entah kenapa tapi Taemin tidak mengangkatnya. Aku lihat dilayar handphonenya, itu telpon dari Hyera!
“kenapa telponnya tidak kau angkat?”
Taemin hanya diam saja, handphonenya bergetar lagi.
“bukankah itu telpon dari Hyera?” tanyaku tapi raut wajah Taemin berubah dan ia segera melepas baterai handphonenya. Aku ketakutan, apakah Taemin marah padaku? Apakah aku merusak hubungan Hyera dan Taemin?
“bukankah kau menyukai Hyera? Kenapa tidak kau angkat telponnya?” aku bertanya lagi padanya tapi ia tetap saja diam. Aku semakin takut, dan kuputuskan untuk pulang.
“kurasa ini sudah terlalu sore, aku harus pulang.” Taemin tetap diam saja.
Aku melangkah pergi dan entah mengapa air mataku keluar dan membasahi pipiku, saat akan kulangkahkan kakiku menuju tangga turun Taemin menarik tangan kananku dan dia memelukku. Tangisku semakin menjadi-jadi, air mataku kini semakin deras.. Taemin memeluku semakin erat.
“Taemin, tidakkah kau tahu perasaanku pada..” kuberanikan diri untuk bertanya padanya, tapi dia memotong pembicaraan..
“Yeon Ra.. kenapa kau tidak mengerti juga? Aku sudah lama menyukaimu tapi kenapa kau tidak menyadarinya? Kurang tindakan apalagi yang harus aku lakukan, agar kau benar-benar melihat dan mengerti?” aku terperanajat dan menatap Taemin.
“oppa mian..”
“saranghae Yeon Ra.” Taemin menatapku dan menghapus air mataku. Akupun membalas pelukannya dengan erat.
“saranghae oppa.” Taemin memelukku dengan erat. Setelah beberapa lama ia melepaskan pelukannya dan memasangkan kalung yang aku inginkan dulu.
“saengil chukae Yeon Ra..”
*Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengungkapkan perasaan kita, tapi sedikit dari kita yang mengerti bagaimana perasaan sesungguhnya orang yang kita sukai* yulimnida
0 komentar:
Posting Komentar