FF IT’S NOT DREAM

Posted On // Leave a Comment


annyeonghaseyo.. author mau ngasih ff pertama author ni, buat yg udah baca makasih. tolong jangan ngopy/njiplak tanpa ijin. makasih ^^ mohon komentnya kalauudah baca.
IT’S NOT DREAM
Title  : it’s not dream
Length       : 1 shoot
Author       : Nara
Rating       : PG+14
Genre        : Romance
Main Cast   : Jung Hye Ra, Lee Hyuk Jae
Cast  : Lee Young Hwa, Jung Nara, Park Seung Hyun, Park Jung Soo, Lee Taemin
        Lee Hyuk Jae P.O.V
        Ku ketuk sebuah pintu berwarna hitam dengan ukiran mewah dihadapanku ini, tempat ini sudah tak asing lagi. Aku membukanya dan melihatgodfather(pemimpin mafia)ku duduk menghadap jendela, aku kesini untuk memenuhi panggilannya.
“Hyuk Jae! Duduklah.” Suruhnya sambil berdiri
“Ne, hyung. Ada apa kau memanggilku?” tanyaku pada seorang namja yang aku sebut godfather.
“Langsung saja, kau tahu asisten Park Seung Hyung bukan? Yeoja itu telah tahu banyak tentang kelompok kita.”
“Iya, namanya Jung Hye Ra bukan?”
“Tepat sekali! Aku punya tugas baru untukmu.” Jawabnya. Jantungku langsung berdebar kencang setelah aku mengetahui pasti bahwa yang hyung Jung Soo maksud adalah Hye Ra. Aku berharap semoga ini bukan hal yang buruk. Dia adalah yeoja yang diam-diam aku pacari tanpa sepengetahuan Jung Soo hyung, aku menyembunyikannya karena yeoja itu musuh godfatherku begitu juga dengan pimpinannya.
“Apa hyung?”
“Habisi dia!”
“Apa?! Kenapa tidak kita sembunyikan saja dia keluar negri hyung? Cukup hyung! Aku sudah tidak mau lagi berurusan dengan senajata api!”
“kau masih anak buahku Hyuk Jae, turuti aku! Kau tahu akibatnya bukan jika kau melawanku? Yang lain sudah kuwalahan menghadapi yeoja itu, hanya kau yang tersisa. Pergilah, aku sudah mempersiapkan semua peralatan untukmu.”
        Ya, aku dan Hye Ra adalah anggota mafia tetapi kami berbeda kelompok. Kunyalakan mobilku dan melaju dengan cepat menuju rumah. Setibanya dirumah, aku ganti kartu sim handphoneku dengan nomor yang hanya diketahui Hye Ra dan kakakku. Kutekan angka-angka nomor telepon Hye Ra.
“oppa! Aku sudah lama menunggu telepon darimu! Apa kau tidak merindukanku oppa?” suaranya selalu terdengar ceria seiap kali aku menelponnya, itu yang membuatku semakin mencintainya.
“Hye Ra aku sangat merindukanmu. Mianhae, kita akan bertemu ditempat biasakan?”
“tentu oppa! Aku sudah menyiapkan baju yang bagus, dan rambut palsu baru.”
“baguslah.”
        Kututup teleponku dan berbaring sejenak di ranjang. Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi, tetes demi tetes air jatuh dari shower. Kunyalakan shower dan termenung sejenak, air yang mengalir dari shower membasahi tubuhku yang lelah ini. Aku berfikir tentang ucapan hyung Jung Soo untuk yang kesekian kalinya, aku tak mungkin membunuh yeojaku sendiri! Memikirkannya saja sudah sakit, apalagi jika aku melakukannya? Mungkin aku sudah gila! Setelah menenangkan pikiranku dengan mandi, aku bergegas memakai baju dan jaket hitam juga tak lupa kaca mata. Beginilah yang harus aku lakukan jika ingin bertemu dengan yeojaku, aku dan dia harus menyamar. Jika tidak, mungkin salah satu dari kami sudah dibunuh oleh godfather kami masing-masing.
        Jung Hye Ra P.O.V
“tentu oppa! Aku sudah menyiapkan baju yang bagus, dan rambut palsu baru.” Jawabku sambil melirik ke rambut palsu yang tadi aku beli.
“baguslah.”
“oppa..” sambungku ingin melanjutkan pembicaraan, tetapi kenapa dia sudah menutup teleponnya?
        Bulir-bulir air mata tak kusadari mengalir dipipiku, aku teringat saatgodfatherku Park Seung Hyun menyuruhku untuk melenyapkan namjaku sendiri, Lee Hyuk Jae. Dia juga mengancam akan membunuh adikku Jung Nara jika aku tidak membunuh namjaku sendiri. Tidak seorangpun tahu mengenai hubunganku dengan Hyuk oppa kecuali adikku dan kakak perempuan Hyuk oppa Lee Young Hwa.
        Kulepas kain yang melekat ditubuhku dan menggantinya dengan pakaian girly yang sangat berlawanan dengan sifatku. Kini rambut palsu dengan model rambut panjang keriting gantung bersarang dikepalaku, kaca mata pink model terbaru kupakai dan tak lupa parfum dengan aroma buah kiwi kesukaanku ku semprotkan ke tubuh ini. Kini penyamaranku sudah cukup, aku terlihat lebih muda memakai pakaian ini meskipun aku risih tapi ini demi aku dan Hyuk oppa. Setibanya ditaman dengan menggunakan taxi, aku berjalan cepat menuju sebuah bangku berwarna putih dibawah pohon sakura. Hari ini pertengahan musim semi, bunga sakura tumbuh dibanyak sudut taman ini dan membuat kesan romantis bagi sepasang kekasih. Ku lihat seorang namja yang sedang menungguku disana, pakaiannya serba hitam, semakin dekat aroma parfumnya semakin menusuk hidungku.
“oppa!”
“Hye Ra, kemarilah.”
Dia tersenyum sambil menggeret tanganku dan memelukku dengan pelukan yang sangat hangat, semakin lama aku semakin larut dalam pelukannya. Tanganku merangkul erat pinggangnya, kali ini tak seperti biasanya Hyuk oppa langsung memelukku dan menyandarkan dagunya diatas kepalaku. Kami cukup lama berpelukan sampai akhirnya air mataku tak bisa kubendung, kali ini bulir-bulir air mengalir lebih deras. Aku berusaha untuk tidak bersuara dan menggigit bibirku. Tapi terlambat, Hyuk oppa menyadari kalau aku menangis. Dia lepaskan pelukannya dan mengajakku duduk, dia juga melepaskan kaca mata yang aku pakai.
“kau ingin menceritakannya? Jika tidak, aku juga bisa mengerti. Sudahlah, hidup kita memang sulit. Semakin lama kita hidup, semakin banyak penderitaan yang kita rasakan.” Katanya berusaha untuk menenangkanku dan mengusap air mata di pipiku.
“oppa aku belum bisa menceritakannya. Ini terlalu menyakitkan, kuharap kau mampu mengerti.” Kini bulir-bulir air itu mengalir semakin deras, akupun mengelapnya dengan lengan jaketku.
“mianhae, tapi mampukah kau menghintikan air matamu? Aku tak sanggup melihat kau seperti ini, aku suka jika kau selalu ceria Hye Ra” kata oppa sambil memegang kedua tanganku.
Kami saling memandang, tangan Hyuk oppa sekali lagi mengusap air mataku. Ibu jarinya berada dibawah mataku, tangannya begitu hangat. Tatapannya semakin mendalam, kututup mataku saat Hyuk oppa mendekatkan bibirnya ke bibirku. Kini bibirnya melekat dibibirku, -tuhan aku harap ini tak akan berakhir dengan cepat, kami tahu kau selalu memberi yang terbaik untuk kami. Tapi kami mohon, ijinkan aku dan Hyuk oppa merubah hidup kami menjadi lebih baik- kuucapkan harapanku dalam hati dan membuka mataku. Hyuk oppapun membuka matanya dan dia memeluku dengan erat.
“Park Jung Soo menyuruhku untuk membunuhmu, ottoke? Aku gila karena ini! Ayo kita mulai hidup baru diluar negri, aku tahu tempat yang bagus dimana mereka sulit menemukan kita.” Katanya sambil mempererat pelukannya.
“oppa, aku… aku juga… Park Seung Hyun menyuruhku untuk melenyapkanmu, aku tak sanggup oppa lebih baik aku yang mati. Jika kita diluar negri bagaimana dengan Nara dan eonnimu? Aku tidak bisa oppa, ini sulit.” Kini air mataku sudah berhenti.
“lalu kita harus bagaimana? Aku akan mencoba untuk menghindar darigodfather semampuku. Jika tidak bisa aku akan mencari mayat yang mirip denganmu atau yang mirip denganku.”
“baiklah kita akan mencoba menghindari godfather  masing-masing semampu kita. Tapi oppa, pada akhirnya kita juga harus melarikan diri! Sudahlah oppa, kita serahkan semua ini pada takdir.”
“baiklah. Bisakan kita ceira lagi? Lupakan masalah kita sejenak, ayo kita pergi untuk berbelanja sayuran dan memasaknya dirumahku.” Ajak Hyuk oppa dengan tersenyum dan menggandengku menuju motornya.
        Sesudah belanja, kami memasak bersama. Kami memasak kimchi, sup jamur, dan ramen kuah kare kesukaanku. Masakan buatan Hyuk oppa sudah matang, dengan sigap aku mengambil mangkuk dan menuangkan sup jamur dengan banyak.
“oppa, aku ambil yang banyak ya? Aku sangat lapar oppa.” Ucapkan dengan penuh senyum.
“kemari kau! Beraninya kau mengambil banyak, siapa yang memasak? Kemari!” dia melambaikan tangannya dengan memegang sumpit –aigoo kali ini apa yang akan dia lakukan?-  aku pun mendekat dan Hyuk oppa menyumpit hidungku.
“yaa! Ini sakit oppa!”
“benarkah? Baiklah jika ini bagaimana?” dia menarikku dan merangkul pundakku dengan tangan kanannya.
“seridaknya ini lebih baik. Oppa, ini daging apa? Kenapa susah sekali dikunyah?”
“itu daging kucing!”
“aku kira ini daging katak.”
“tentu bukan! Ini daging ddangkoma!”
Kami seperti itu terus sampai malam, dan aku menginap dirumah Hyuk oppa, tentu aku tidak seranjang dengan hyuk oppa! Aku sekamar dengan eonninya Lee Young Hwa.
***
P.O.V Jung Nara P.O.V
Cahaya matahari pagi menusuk hangat ke tulangku, mataku terbuka tanpa kuperintah. Seperti hari-hari biasa, rumah ini selalu sepi. Eonni yang sering pulang malam dan berangkat kerja saat matahari baru bersinar membuatku merasa kesepian, belum lagi kematian ibu 12 tahun lalu membuat aku bertambah kesepian. Sedangkan appa meninggal 8 tahun lalu, sejak appa meninggal eonni semakin giat berkerja dan berusaha menyekolahkanku ke sekolah yang lebih baik.
Aku dan eonniku hidup dalam kesederhanaan, tapi semua ini menyenangkan dan membuat hidupku lebih berwarna dari teman-teman lain. Yang membuatku sangat beruntung adalah eonniku yang sangat baik, untunglah eonni mendapat balasan yang baik oleh Tuhan dengan mengirim Hyuk oppa disampingnya. Hyuk oppa adalah orang yang sangat baik, andai saja dia bukan namja eonniku mungkin sudah aku jadikan dia namja chinguku.
Terdengar suara orang membuka pintu, mungkin itu eonni.
“annyeong! Hey hidung babi, kenapa kau belum siap-siap berangkat sekolah? Ini sudah siang. Ayo cepat.” Kata eonni sambil mengacak-ngacak rambut pendekku.
“eonni! Hidungmu lebih besar dari aku, kenapa aku selalu di panggil hidung babi? Lalu, kenapa tadi malam kau tidak pulang? Aku kelaparan dirumah!” kataku sambil tidur di pangkuannya.
“haha, anggap saja itu pujian. Kau merindukanku ya? Juga merindukan eomma bukan? Bagaimana jika nanti sore kita berkunjung ke makam appa dan ibu? Baiklah, aku anggap ini sebagai jawaban iya.” Eonni mengelus-elus rambutku dan matanya memerah sambil menatap langit-langit kamar, mungkin karena dia teringat eomma.
“baiklah, oh ya eonni.. kemarin aku melihat teman-temanmu mengikutiku, pakaian mereka berbeda dari biasanya tapi aku tetap dapat mengenali mereka. Hahaha kemarin kau tahu pakaian apa yang mereka pakai? Mereka memakai pakaian remaja, sangat tidak cocok! Hahaha”
“mwo?! Teman eonni? Hati-hati dengan mereka! Mereka bukan teman eonni lagi, mulai sekarang jangan temui Hyuk oppa sering-sering, jika waktu pulang sekolah kau harus bergegas pulang, jika sudah sampai rumah semua pintu harus langsung kau kunci! Jangan buka pintu untuk orang yang tidak kau kenal! Kau masih ingat gerakan beladiri yang eonni ajarkan?” kata eonni dengan gelisah.
“baik eonni. Tentu aku masih ingat gerakannya.” Kataku dengan menatap heran eonni.
“bagus, sekarang eonni kerja menjadi kasir di mall dekat sekolahmu. Ini pekerjaan sementara, sedang Hyuk oppa menjadi supir taxi jika ada apa-apa cepat datangi eonni. Eonni ada dibagian makanan lantai dasar. Arasso?”
“ne eonni.” Jawabku.
Aku sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini, kadang bukan hanya eonni yang harus berganti-ganti tempat kerja tapi aku juga pindah sekolah dari yang satu ke yang lain. Ini memang sulit, tapi inilah yang menyebabkan hidupku berwarna dan bangga. Jelas aku bangga, eonniku adalah bawahan mafia terkenal di korea. Ini yang selalu kuharapkan,  setidaknya hidupku terlihat keren seperti didrama korea. Haha -_- karena pekerjaan eonni aku dapat banyak keuntungan, salah satunya adalah ketrampilanku dalam beladiri yang di ajarkan eonni.
Aku bergegas mandi dan bersiap menuju sekolah. Kabut pagi yang menghalangiku aku sambut dengan senyuman hangat, jelas kabut sangat menggangguku! Kabut itu berkaitan erat dengan kata ‘dingin’ sedangkan dingin itu membuat kita malas dan ingin tidur, jadi kabut itu menghalangi kita untuk berangkat sekolah. Pernah, saat aku baru berjalan 8 langkah dari rumah lalu aku melihat kabut, aku langsung masuk kamar dan tidur lagi. Itulah hari-hari menyenangkanku.
6 hari kemudian…
Lee Hyuk Jae P.O.V
Sudah 6 hari aku menghindari godfatherku, berulangkali anak buah hyung Jung Soo datang kerumah untuk mencariku. Aku harap hyung sudah mulai melupakan hal ini. Siang ini aku berniat untuk menjemput eonniku dan mengajaknya makan siang di restoran favoritenya. Kunyalakan motorku dan melaju dengan kecepatan sedang menuju TK tempat eonni bekerja sebagai guru. Setibanya disana..
“annyeonghaseyo ahjuma, aku ingin bertemu dengan noonaku. Di kelas mana sekarang dia mengajar?” sapaku sambil bertanya pada senior eonniku.
“annyeonghaseyo hyuk-ssi oh aku kira tadi yang menjemputnya menggunakan mobil limosin adalah kau. Baru saja dia pergi kurang dari 2 menit yang lalu.” Jawabnya.
Tiba-tiba jantungku berdetak kencang dan tanganku gemetar, mungkinkah hyung Jung Soo tega melakukan itu kepada noonaku? Aku langsung pergi tanpa berpamitan, aku melaju melebihi batas kecepatan. Yang aku piikirkan sekarang adalah noonaku seorang, dia adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki dan tidak mungkin aku membiarkannya meninggal. noonaku, dia sangat berharga
Flashback*
“Hyuk, kau janji tidak akan menangis jika aku katakan ini bukan? Kau janjikan?” kata noona sepulang dari sekolah, dia sekarang bersekolah disekolah dasar.
“mwo? Kenapa kau menangis noona? Kenapa?” tanyaku dengan takut sembari menarik-narik lengannya.
“kau janji tidak?” suara tangisan kakakku semakin menjadi-jadi, akupun mulai gelisah
“aku janji, ayo katakan! Ayo noona!”
“appa, dia meninggal karena kecelakaan bus.”
“jangan bergurau!”
“kumohon jangan menangis, cukup aku saja yang menangis. Sekarang ibu sedang menjemput mayat appa.” Kata noona sambil memelukku erat.
“apa? Kau bohong noona! Kau bohong! Appa berjanji akan membelikanku jam tangan! Dia pasti akan membelikannya! Aku akan menunggunya sampai dia kembali! Aku akan menunggunya disini!” kini aku sedang berjuang membendung air mataku. Ini terdengar sangat menyakitkan.
“Hyuk! Appa sudah pergi… dia tak akan kembali lagi!” air mata noonaku perlahan membasahi pundakku.
Kali ini adalah pertengahan musim semi dan bunga sakura berkembang mengelilingi rumahku. Aku masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan noonaku, aku tetap menunngu appa dibawah pohon sakura depan rumah sambil membawa boneka robot pemberian appa. 17 menit sudah berlalu, 25 menit, 45 menit, 1 jam.. aku tetap berdiri dibawah bunga sakura, air mataku menetes aku pun duduk dan merasa ngatuk. Saat aku terbangun rumah sudah ramai dengan orang-orang berpakaian hitam, dipojok sana ada eomma yang matanya bengkak dan memandang peti jenazah. Aku sangat shock, aku berlari memeluk eomma tapi tiba-tiba eomma  berubah menjadi noona saat umur 18 tahun. Saat itu aku memeluk noona di depan 2 gundukan tanah besar.
Flashback end*
Aku terperanjat dari kenangan pahit masa laluku. Kusadari aku sudah hampir sampai di sebuah bangunan tempat berkumpulnya kelompokku dangodfatherku atau hyung Jung Soo. Kuparkirkan motorku dan bergegas masuk keruangan hyung Jung Soo.
“diamana noonaku?!” teriakku sambil meneteskan air mata.
“oh Lee Young Hwa?” tanya hyung dan dia bersiul kecil, dari belakang aku dengar suara noona yang mulutnya dibekap.
“noona! Kau baik-baik saja?” tanyaku cemas, aku langsung mendorong orang yang membekap eonniku dan melepaskan ikatan ditangan dan mulutnya.
“aku baik-baik saja.” Jawab noona dengan nafas terengah-engah.
“hyuk! Ini baru permulaan, kali ini kau dapat dengan mudah menemukan noonamu. Tapi jika kau tidak menuruti perintahku, kau tahu yang lebih buruk dari ini bukan?” ancam hyung padaku.
“ne hyung.” Aku bergegas pergi dan menggandeng noona ku, tapi baru beberapa langkah hyung Jung Soo menghentikan kami dengan sebuah pertanyaan
“kapan kau akan membunuhnya? Secepatnya? Baik. Bagus sekali.”
“kumohon hyung 2 hari lagi dan masalah ini akan selesai.”
“baik. Tepati janjimu!”
Aku langsung pergi dan makan malam dengan noonaku. Tanganku masih gemetar karena kejadian tadi, aku berfikir dan terus berfikir. Jika aku menghilang keluarnegri akankah godfather Hye Ra mengejarku? Akankah dia membunuh Hye Ra, Nara, aku dan noonaku? Ini tidak adil! Berkali-kali aku menyesal menjadi anak buah hyung Jung Soo, tapi kali ini aku sangat amat menyesal. Damn! Apa gunanya aku menyesal jika sudah aku lakukan?
“noona, mana yang akan kau pilih. Membunuh orang lain yang tidak bersalah demi keluarga sendiri atau merelakan diri kita terbunuh?”
“itu sulit Hyuk, pilihan itu hidup dan mati. Itu adalah kehidupan, dikehidupan kita hanya bisa memilih satu dari 2 pilihan. Hidup atau mati, surga atau neraka, kaya atau miskin, pintar atau bodoh. Hanya kau yang bisa menjawabnya, sabarlah serahkan semua pada takdir. Tuhan selalu memberikan kita yang terbaik.”
“baik noona.”
Setelah makan malam kami pulang. Malam ini aku tidak berani untuk bertemu dengan Hye Ra, hatiku sudah terasa sakit untuk memikirkannya apalagi untuk bertemu dengannya. Kurebahkan tubuhku diranjang, kupandangi langit-langit kamar –Tuhan, hidupku ini penuh dosa, ampuni aku Tuhan. Tolonglah hambaMu ini, berikanlah jalan keluar untuk masalahku yang satu ini- amin. Akupun menutup mata dan mulai menjelajahi bunga-bunga tidurku yang tidak pernah harum ini.
Jung Hye Ra P.O.V
Malam ini terasa sakit, Hyuk oppa tidak menghubungiku dan menemuiku. Kurebahkan tubuhku ini diranjang, tak lama aku dengar suara teriakan dan suara orang berlari. Ku ambil pistol dilaci dan kumasukkan kedalam saku, akupun membuka pintu. Tidak, sekarang Nara berada tepat didepan mataku tetapi anak buah godfatherku menodongnya dengan pistol. Aku tidak dapat berbuat apa-apa, dari belakang muncul suara yang tak asing lagi Park Seung Hyun.
“oh, Hye Ra… bagaimana kabarmu? Apakah baik-baik saja? Lalu bagaimana kabar adikmu? Oh, ini adikmu bukan?” ucapnya sambil mengarahkan pistol derringersnya ke Nara.
“hentikan! Lepaskan dia, kumohon.” Pintaku dengan berlutut kepada Park Seung Hyun dan mengeluarkan air mata.
“akan ku lepaskan adikmu setelah kau membunuh Hyuk Jae, Hye Ra 24jam dari sekarang!” katanya dan melemparkan sebuah pistol lalu meninggalkanku.
Kulihat dari kejauhan Nara semakin jauh dan menghilang, adikku maafkan aku. Bulir-bulir ini semakin deras mengalir dari mataku, berpacu dengan jantungku yang berdetak kencang…
Lee Hyuk Jae P.O.V
Kubuka mataku saat cahaya lembut menjelajahi kelopak mataku, aku langsung bangkit dari ranjang dan berlari ke kamar noona. -Suara apa tadi? Kenapa berisik sekali? Apa mungkin mereka menculik noona lagi?- kudorong pintu kamar noona dan melihat sebuah pistol dengan selembar kertas diatasnya.
Untuk lee hyuk jae, kami mengambil kakakmu sebagai jaminan, jangan mencoba datang kemarkas sebelum kau membunuh hye ra!
        Kubaca kertas itu dan lagi-lagi tanganku gemetar. Aku langsung berlari kekamarku dan mengganti bajuku, aku mencoba memberanikan diri untuk menelfon Hye Ra. Sudah 5kali aku menelfonnya tapi tidak ada jawaban. Tak lama handphoneku bergetar, semoga itu Hye Ra.
        “Hyuk Jae, pakai perlengkapan yang telah aku siapkan didalam tas dibawah tempat jas hujanmu.” Suara hyung Jung Soo dengan nada memaksa.
        “Ne, hyung” ucapku dengan terpaksa.
“Bagus, setelah kau pakai earphone didalam tas turuti semua perkataanku. Jika kau tidak melakukan satukatapun yang keluar dari mulutku, kakakmu akan aku bawa keneraka”
Kututup telefonnya dan bergegas memakai perlengkapannya, sial! Ada kacamata pengintai, dikacamata ini terpasang kamera. Damn! Apalagi ini?! Tak bisakah aku saja yang mati?!
Aku mengikuti wanita dengan pakaian serba hitam dengan rambut pendek seperti laki-laki, dia Hye Ra? Dia lebih terlihat seperti narapidana, dia tak seanggun seperti biasa. Inikah dia yang sesungguhnya? Apakah dia juga berniat membunuhku? Aku harap bergitu. Kini suara hyung jung soo terdengar ditelingaku dia menyuruhku untuk terus mengikuti Hye Ra. Sampailah kami dibawah jembatan yang sangat sepi.
Jung Hye Ra P.O.V
Apakah dia Hyuk oppa? Dia terlihat menyeramkan mengenakan pakaian itu. Apakah dia berniat membunuhku? Apa aku akan mati? Atau oppa Hyuk yang akan mati? Mungkinkah Nara akan mati? Kini pikiran itu berputar-putar diotakku. Aku takut dan sangat-sangat takut. Kini ada seorang namja tepat dibelakangku, dengan cepat aku arahkan pistolku kearahnya. Ada apa dengan tanganku? Apa ini karena kebiasaanku? Tapi kenapa hyuk oppa juga mengarahkan pistolnya ke arahku? Ini gila!
Kini kelopak mataku sedang berusaha membendung bulir-bulir air mata, aku ingin mati saja! Aku takkan biarkan orang yang tidak bersalah dan orang yang kucintai mati! Hyuk oppa menatap dalam mataku, tanganku semakin gemetar karenanya. Bulir-bulir air mata kini sudah jatuh, Hyuk Oppa menarik tanganku dan memelukku dengan pelukannya yang sangat hangat.
Seketika air mataku keluar tanpa dapat aku kontrol ketika ku dengar suara teriakan nara dari earphone, apa yang Seung hyun lakukan pada nara?!…
Lee Hyuk Jae P.O.V
Apa ini? Apa yang mereka lakukan terhadap noona?! Apa mereka menyiksannya? Hanya itu yang dapat aku pikirkan saat kudengar suara jeritan Young Hwa. Hye Ra, kini aku memeluknya dengan erat. Kutatap matanya dalam-dalam, kulihat dia menangis. Kucoba untuk melekatkan bibirku ke bibirnya, tak lama kudengar suara kakakku menjerit lebih keras disusul dengan suara tembakan.
Suara tembakan? Apakah noona mati? Apa Hye Ra membunuhku? Atau… tiba-tiba jantungku berhenti berdetak, kubuka mataku dengan bibirku yang masih melekat dibibir Hye ra. Tidak, ini tidak mungkin… kini tangan Hye Ra penuh dengan darah, aku masih menatapnya dengan tangan dan bibir yang gemetar. Hye Ra, aku telah membunuhnya..
“oppa…” panggilnya sambil tersenyum dan memegang pipiku dengan tangannya yang berlumuran darah.
“hye ra, tidak…” aku memeluknya lebih erat.
Akupun tak ingin menyia-nyiakan waktu, aku gendong Hye ra menuju mobilku dan membawanya ke sebuah klinik kecil dimana pacar noonaku bekerja sebagai dokter disana. Diperjalanan kulihat pistol yang tadi aku gunakan, ini pistol FN FNP-45 BELGIUM buatan buatan amerika! Sial! Pasti hyung Jung Soo yang menggantinya! Sampainya disana…
“Taemin! Tolong aku! Kumohon, selamatkan Hye Ra” kataku sambil berlari dan menunjuk mobil.
“ada apa? Kenapa dengan Hye Ra? Baiklah Hyuk, tunggu disini. Aku akan membantunya.” Katanya sambil membawa Hye Ra ke UGD.
Sudah 1 jam aku menunggu disini. Aku terus menangis dan berdoa, beruntungnya semua peralatan yang aku pakai sudah aku lepaskan dibawah jembatan.
“Hyuk! Apa kau gila?! Dokter mana yang bisa menyelamatkan Hye Ra kalau dia ditembak tepat di jantungnya?! Belum lagi peluru yang digunakan, peluru itu dari pistol FN FNP-45 BELGIUM buatan buatan amerika! Terlamabat Hyuk. Mian…”
Setelah mendengar perkataan hyung Taemin aku langsung bergegas menuju markas, dijalan aku terus menangis mengingat kenanganku dengan Hye Ra. Apakah ini akhirnya Tuhan? Apakah ini bisa disebut adil?!
Kini aku sudah tepat didepan pintu ruangan godfather Jung Soo, kusiapkan pistolku. Ku dobrak pintu yang tepat didepanku, aku melihat hyung Jung Soo akan berdiri. Tanpa menunggu lama akupun menembaknya dengan pistol yang tadi. Kini tanganku semakin gemetaran melihat hyung mati didepanku, tapi ini pantas untuknya! Aku sangat sedih, aku ingin bersama Hye Ra selalu. Tapi… Tuhan! Kenapa tidak aku saja yang mati?! Hanya ada jalan buntu didepanku, ku arahkan pistol yang sama kekepalaku.
“oppa! Andwae!” kudengar suara yang tak asing, yeoja itu memelukku dari belakang disusul suara tangisan.
“nara, mian.” Kupanggil yeoja itu dan berbalik memeluknya. Tubuhnya hangat seperti Hye Ra.
“tak apa oppa, ini sudah berakhir! Aku janji ini sudah berakhir, Park Seung Hyun sudah mati ditangan Jung Soo tadi. Semua anak buahnya juga oppa. Makanya aku ada disini, mereka menyekap dan membunuh anak buah Seung Hyun.” Dia memelukku dengan erat.
“mian Nara” dari balik pintu aku dengar suara noona
“benar Hyuk ini sudah berakhir” noonapun memelukku.
2 tahun kemudian…
        Lee Hyuk Jae P.O.V
Kulihat seorang yeoja melambaikan tangannya berlari ke arahku dan memelukku dengan pelukan yang hangat…
“Life must go on.. another love, another person, believe there’s your destiny” – dinimnida
END

0 komentar:

Posting Komentar